Latest Posts

Diatas Kartini

By 05.47


           Mereka bukan kartini, tetapi perempuan perkasa, perempuan dengan kegigihan dan kerja keras tanpa pantang lelah. Di jaman, perempuan Diatas Kartini ku kira.
            Ibu lutmi, seorang itu ber anak 1 yang sekolah di SMU. Ibu Lutmi seoramg pengantar bambu, ia harus menghidupi dirinya dan anaknya. Menjadi orang tua tunggal sangatlah sangatlah tidak mudah bagi beliau, ibu Lutmi harus bekerja seorang diri untuk makan sehari-hari dan membayar uang sekolah anaknya. Seorang anak yang bercita-cita tinggi dan amat disayang oleh beliau. Setiap pagi ibu Lutmi mengantar bamboo sesuat pesanan. Untuk tukang sate, tukang pembuat tampah dan lain-lain. Menjelang siang setelah mengantarkan pesanan ibu Lutmi bergegas pergi kekebu untuk mengambil bambu untuk dijual esok hari. Bambu diolah sesuai pesanan. Tak mudah memang pekerjaan ini dikerjakan oleh seorang perempuan, dari awal pemotongan bambu denga pohon yang menjulang tinggi dan bias di bayangkan betapa beratnya bambu tersebut. Kegigihan ibu Lutmi terbayar dengan kedidupannya sebagai orang tua tunggal bisa menghantarkan sang anak ke bangku SMU saat ini.
            Ibu Hana, seorang pengemis penderita kusra yang menghidupi anaknya dan suaminya yang lumpuh. Keterbatasan ibu Hana yang sedang sakit tidak dapat bekerja terlalu berat dan seorang penderita kusta dianggap masyarakat adalah penyakit kutukan. Hal ini memaksa bu Hana menjadi seorang pengemis. Bu Hana menjadi seorang pengemis bukan bermaksud untuk dikasihani karena melihat keadaannya, melainkan sebuah keterpaksaan karena keadaan, yang mau tidak mau bu Hna harus menjalankannya. Terkadang kita melihat profesi bu Hada ini adalah kesemp[atan dalam kesempitan, akan tetapi bu Hana melarang anaknya mengikuti jejaknya. Ibu Hana bercita-cita agar anaknya bisa bersekolah tinggi walaupun dengan keterbatasan ekonomi. Dan dengan keadaan suaminya yang lumpuh bu Hana harus menafkahi anggota keluarganya seorang diri. Ketabahan dalam menghadapi kondisi keluarganya dan penyakitnya, bu Hana menjadi kuat dan kekuatan terletak pada kesuksesan anaknya kelak.
            Ibu Endang, pemulung gelas plastik menghidupi anaknya yang bercita-cita tentara. Satu lagi kisah orang tua tunggal yang harus menghidupi anaknya yang bercita-cita menjagi prajurit Negara yaitu seorang tentara. Pagi buta bu Endang mulai berangkat kerja dan pulang ketika senja tiba. Tak tampak sedikitpun wajah jenuh ketika bekerja, bu Endang begitu bersemangat. Tak tampak wajah lelah ketika dirumah. Ibu Endang berfikir lelah yang dirasa saat bekerja denga menelusuri jalan dan memungut gelas plastik dan disetor ke pengepul tidak seberapa disbanding sukses dan tercapainya cita-cita sang anak kelak dikemudian hari.
            Mereka tak tau lagu ibu kita kartini, tak pernah sekolah sebagaimana kartini mendobraknya. Tetapi yang pasti mereka punya semangat untuk tetap bertahan hidup di jaman ini, jaman yang tak memperbolahkan mereka demi…..ya……demi sesuap nasi dan harga diri anak-anaknya kelak.


Desinta Ika Rezalina.
Semester II prodi S1 Kep.
Stikes ICSADA Bojonegoro

You Might Also Like

1 komentar

  1. Baccarat | Play the Best Online Casinos with Money
    ‎Best Online Casinos with Money · ‎Online Casinos that Offer The Most Casino 메리트카지노총판 Games · ‎Best 제왕 카지노 Casinos for Playing Online Slots · ‎Best Bonus Offers · ‎Slots 바카라 for Playing

    BalasHapus